Senin, 25 Oktober 2010

They’re Mindboggling, They’re Absurd, and…They’re Asians !

Buat para pecinta film, khususnya film-film yang bikin otak kita bekerja lebih keras, mungkin udah bosen dengan film-film Hollywood dan pola-polanya yang klise. ‘Multiple Personality Disorder’ adalah senjata yang sudah usang dan terlalu banyak dipakai. Tapi, beruntunglah bahwa perfilman tidak hanya Hollywood saja, kita bisa mencari film mindboggling yang fresh di kawasan Asia. Bersiaplah semuanya, inilah “Oldboy” dari Korea dan “20th Century Boys” dari Jepang.

Mungkin bagi beberapa orang, nama Chan Wook-Park sudah tidak terdengar asing lagi. Dia telah banyak menelurkan karya-karya seperti Simpathy for Lady Vengeance, Thirst, dan Joint Security Area. Karyanya yang satu ini, “Oldboy”, adalah salah satu filmnya yang sukses menyabet berbagai penghargaan termasuk Grand Prix di ajang festival film Cannes tahun 2004.

“Oldboy” bercerita tentang kehidupan Daesu Oh yang mendadak hancur setelah ia diculik dan diisolasi dari dunia luar selama 15 tahun. Setelah menghadapi pengisolasian yang nyaris membuatnya gila, tiba-tiba saja tanpa alasan yang jelas ia dilepaskan kembali. Semua kejadian tersebut meninggalkan pertanyaan besar “Siapa yang menjadi dalang di balik semua ini ?”, tapi apakah itu adalah pertanyaan yang tepat ?

Film ini banyak mendulang pujian kritikus dan menarik perhatian berbagai pihak. Rottentomatoes memberikan rating 80% atau “Certified Fresh” sedangkan voters di IMDb memberikan total 8.3/10 untuk film ini. Saat penjurian di Cannes pun, Quentin Tarantino sangat mendukung film ini memenangkan piala Palme d’Or. Bagi saya pribadi, kemampuannya dalam meramu emosi dan mencampuradukkannya dengan cerita yang mindboggling sangat hebat, sehingga penghargaan-penghargaan yang datang untuk film ini adalah suatu hal yang “biasa”.

“Oldboy” akan menyuguhkan kepada kita petualangan mencari kebenaran dan pembalasan dendam yang berdarah-darah selama 120 menit kedepan. Pengambilan gambar yang dibuat sedikit gelap dan scoring yang unik membuat rasa tersendiri untuk film ini. Selain ceritanya yang sangat mengeksploitasi kedendaman seseorang, faktor yang lainnya yang menyebabkan rating R menempel di film ini adalah kekerasannya dan adegan seks yang telah menjadi trademarknya di setiap film-filmnya.

Dan bersiap-siaplah kawan, Oldboy akan dibuatkan remake versi Hollywoodnya dan diperkirakan akan tayang tahun 2012. Soal ini, saya nggak bisa berbicara banyak, kita tinggal menunggu dan berharaplah tidak banyak mengecewakan.

Lain di Korea, lain pula di Jepang. Jepang memang identik dengan film-film Tokusatsu maupun manga yang terkadang memiliki ide cerita yang unik (hei…tahukah kalian kalau ide cerita “Oldboy” pun diambil dari manga Jepang sukses berjudul sama karya Nobuaki Minegishi dan Garon Tsuchiya ?). “20th Century Boys” juga merupakan sebuah film yang diadaptasi dari manga Jepang sukses berjudul sama karya Naoki Urasawa.

Film ini bercerita tentang sekte sesat yang memakan banyak korban karena aksi-aksinya. Belakangan diketahui bahwa sekte ini terinspirasi dari kegiatan masa kecil mereka ketika membuat sebuah perkumpulan rahasia. Hanya anggota-anggota perkumpulan rahasia inilah yang mampu memprediksi rencana buruk yang akan dilakukan, karena rencana kegiatan sekte itu sebenarnya adalah buku berisi  imajinasi masa kecil mereka tentang kehancuran manusia di tahun 2000.

“20th Century Boys” memang bukan sebuah film yang banyak ditanggapi kritikus. Entah karena film ini sangat terasa sekali hawa kekanak-kanakannya, atau karena alasan lain, saya juga tidak tahu. Tapi voters di IMDb memberikan nilai 6.7/10. Tidak terlalu buruk, kan ?

Film arahan Yukihiko Tsutsumi ini mengajak kita berpikir keras selama 142 menit kedepan. Nama Yukihiko Tsutsumi memang tidak telalu banyak terdengar di dunia internasional, tapi karya-karyanya sudah mencapai 39 judul, termasuk film adaptasi manga “Beck : Mongolian Chop Squad”, “Kindaichi Case Files” dan “2LDK”.

Rasa penasaran dan kemenarikan ceritanya menjadi driving force yang kuat untuk mengunci kita melahap film ini sampai habis (walaupun ternyata ceritanya tidak tuntas dan harus dipecah menjadi 3 film). Tema yang diangkat bukanlah tema yang ringan dan simpel, karena berhubungan dengan kepercayaan, strategi politik organisasi, dan lainnya. Secara cerita, “20th Century Boys” memang tergolong sukses. Terbukti dengan diraihnya penghargaan manga Kodansha Manga Award, Excellence Prize dari Japan Media Art Festival, dan Shogakukan Manga Award. Chapter 3 nya, yang dirilis hanya berselang satu tahun dari chapter pertamanya, berhasil menduduki peringkat pertama untuk Japan Box Office.

Namun, mungkin dikarenakan tidak semua penikmat film berminat menonton film adaptasi manga, apalagi memiliki tema inti yang berat dan cukup kompleks, menjadikan film ini hanya bisa dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu saja. Padahal, tidak ada salahnya mencoba memeras otak dengan film berhawa sci-fi ala Jepang ini.

Terbukti perfilman Asia memang bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Dua film adaptasi manga dari dua negara yang mampu membuat otak kita terhibur. They’re very mindboggling and absurd in their own way. Dan jangan lupa…they’re Asians ! Majulah perfilman Asia !

Dimas Dwi Adiguna

2 komentar:

  1. artikelnye ternyata lebih ke Chan Wook-Park dan film adaptasi manga ya, kirain bakal lebih wide lagi penjelasannya dilihat dari judulnya..
    saran aja, judulnya jangan terlalu wide, jadi seperti digeneralisasi bahwa film asia tuh mindblog dan absurd padahal kamu cuma ngejelasin filmnya Park doang, hehe

    anw, nice post, nice blog, keep on writing ;)

    oiya, btw ini blognya bianca, cakru kine http://vacuumspace.wordpress.com/

    BalasHapus
  2. Wahaha...yap. Still trying to write better review and article. Makasih banget udah ngasih masukan, membantu banget buat proses belajar...haha!

    Tak pernah lelah menjadi reviewer yang lebih baik...woohoo!

    BalasHapus

Walopun blog dimenonton.blogspot.com ini sifatnya tidak serius dan bebas, tapi tetap jangan melakukan hal-hal yang merugikan pihak lain.

Jangan melakukan spam, iklan, hujatan terhadap individu atau objek lainnya dengan kata yang kasar (ofensif), spoiler, dan hal lainnya yang mengganggu kenyamanan. Komentar yang dipostkan disini akan dimoderasi dulu.

Happy commenting ;)